Pada tahun 2025, Indonesia mengusulkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan target defisit yang lebih rendah, mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
1. Target Defisit APBN 2025
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan target defisit APBN 2025 berada dalam kisaran 2,45% hingga 2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB) ANTARA News. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit tahun sebelumnya, yang menunjukkan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada pembiayaan utang dan meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara.
2. Pendapatan Negara dan Strategi Peningkatannya
Pendapatan negara untuk tahun 2025 diproyeksikan mencapai 12,14% hingga 12,36% dari PDB Republika Online. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah fokus pada tiga strategi utama:
-
Implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP): Memastikan sistem perpajakan yang lebih adil dan efisien.
-
Perluasan Basis Pajak: Meningkatkan jumlah wajib pajak melalui digitalisasi dan edukasi.
-
Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak: Mengoptimalkan pengawasan dan integrasi data antarinstansi.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara tanpa membebani masyarakat secara berlebihan.
3. Belanja Negara yang Efisien dan Produktif
Belanja negara untuk tahun 2025 direncanakan sebesar 14,59% hingga 15,18% dari PDB Neraca. Kebijakan belanja difokuskan pada:
-
Efisiensi Belanja Nonprioritas: Mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak.
-
Penguatan Belanja Produktif: Investasi pada infrastruktur dan sektor-sektor strategis.
-
Efektivitas Subsidi dan Bantuan Sosial: Meningkatkan akurasi penyaluran untuk mengurangi kemiskinan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan belanja negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
4. Pembiayaan yang Berkelanjutan
Untuk menutup defisit, pemerintah akan mengelola pembiayaan secara hati-hati melalui:
-
Pembiayaan Inovatif dan Berkelanjutan: Menggunakan instrumen keuangan yang efisien.
-
Optimalisasi Pembiayaan Internal: Memaksimalkan potensi Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Pengelolaan Utang yang Prudent: Menjaga rasio utang terhadap PDB dalam batas aman Republika Online.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembiayaan negara tidak membebani generasi mendatang.
5. Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun target defisit yang lebih rendah menunjukkan komitmen pemerintah terhadap fiskal yang sehat, tantangan tetap ada, seperti:
-
Ketidakpastian Ekonomi Global: Fluktuasi ekonomi dunia dapat mempengaruhi perekonomian domestik.
-
Perubahan Iklim: Dampak lingkungan yang dapat mempengaruhi sektor pertanian dan infrastruktur.
-
Transformasi Digital: Perluasan digitalisasi yang memerlukan investasi dan adaptasi.
Namun, dengan kebijakan yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, tantangan tersebut dapat diatasi, dan peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat dimanfaatkan.
6. Kesimpulan
Usulan APBN 2025 dengan defisit yang lebih rendah mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Melalui peningkatan pendapatan negara, efisiensi belanja, dan pembiayaan yang prudent, diharapkan Indonesia dapat mencapai tujuan pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.